Dampak Sosial Distancing Bagi Kaum Remaja Dan Cara Mengatasinya
Halo sobat RK,..
Remaja terbilang paling rentan terganggu mentalnya pasca pemerintah menerapkan social distancing atau membatasi aktivitas di luar rumah. Kondisi ini membuat gerak generasi milenial yang biasa aktif bersosialisasi ini menjadi terbatas. Biasanya mereka memang butuh untuk menyalurkan apa yang ada di dalam pikirannya kepada orang lain. Oleh karena itu, mereka nyaman apabila ada teman berbagi. Melihat kecenderungan ini dapat dikatakan bahwa remaja terbilang sulit untuk menjalankan social distancing.
Anjuran isolasi diri di rumah atau #dirumahaja, bisa mendapatkan masalah bagi dirinya. Sebab mereka cenderung tidak bisa betah melakukan social distancing dan atau self isolated. Dikarenakan kaum remaja terbiasa dalam situasi kebersamaan. Sehingga penerapan social distancing dapat berpotensi terhadap gangguan kesehatan mental remaja. Pasti remaja akan merasa bingung saat harus secara tiba-tiba mengisolasi diri. Mulai timbullah rasa kesepian hingga depresi.
Dalam kondisi saat ini, hendaknya mereka tetap bisa berbagi dengan memanfaatkan teknologi, apakah secara texting, telepon, maupun melalui video call. Kegiatan tersebut diyakini sebagai cara yang sederhana, mudah dilakukan, dan efektif. Selain dengan memanfaatkan teknologi, mereka tidak hanya sekedar untuk sharing namun bisa membentuk quality time dan membangun emotional attachment
Oleh sebab itu, sudah seharuhnya remaja mulai merubah pola pikir mereka. Mereka harus berpikir bahwa tidak bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan orang lain bukanlah sebuah persoalan yang substansif dalam kehidupan sosial. Mereka harus memahami bahwa pada intinya hubungan antarpersonal itu tidak hanya berinteraksi secara fisik. Semuanya bisa digantikan sementara dengan teknologi informasi yang kian canggih. Akan tetapi, konsekuensi yang harus diterima ialah mereka harus selalu menyediakan kuota internet untuk menggunakannya.(*)
Komentar
Posting Komentar