Implementasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (Bagi Remaja) di masa Pandemi Covid-19
Halo Sobat RK,
Sejak Pandemi Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, sekitar Bulan Maret 2020, beberapa waktu yang lalu, rakyat dan Pemerintah Indonesia, dihadapkan pada situasi dan kebiasaan yang berbeda dari yang biasa. Pandemi covid-19 memberikan dampak yang sangat luar biasa sekali dan essensi bagi kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia baik sektor ekonomi, kesehatan, pariwisata, pemerintahan, komunikasi termasuk Pendidikan.
Pembiasaan #dirumah saja, #Pakai masker, #JagaJarak, #hindarikerumunan (social distancing), #seringcucitangan, dan lain-lain sudah mulai diterapkan masyarakat Indonesia. Kemudian, di sektor Pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan kebijakan edaran bahwa Ujian Nasional ditiadakan, #belajardarirumah, #inovasikegiatanguru dan lain-lain. Tentunya ini merupakan beberapa upaya untuk memutus mata rantai dan dampak dari penyebaran wabah covid-19 terhadap para guru, tenaga kependidikan, khususnya para siswa dan mahasiswa.
Lalu bagaimana dengan Pendidikan Karakter ketika masa Pandemi covid-19 ini?
Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Priode 2009-2014). Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016. “Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pada saat itu.
Kita ingat, sejak digulirkannya Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan karakter, maka PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Wabah Pandemi covid-19, tentunya mengubah hampir segalanya dan hampir di semua sektor termasuk Pendidikan. Kalau dulu sebelum pandemi, upaya penguatan pendidikan karakter bisa diimplemenTasikan terhadap guru dan siswa, maka Pandemi covid-19 mengubah implementasi tersebut.
Pemerintah memprogramkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimana peserta didik belajar di rumah di bawah bimbingan guru dan orang tua. Pembelajaran seperti ini dilakukan dengan moda dalam jaringan (internet ) untuk mengantisipasi kerumunan yang bisa memicu penyebaran Covid-19. Acara seminar, pelatihan, Bimbingan teknis, semua dilaksanakan secara daring, webinar. Kewajiban dan Himbauan Pemerintah untuk #belajardarirumah, serta beberapa protokol kesehatan lainnya, juga mengharuskan impementasi pendidikan karakter bisa dilaksanakan #Dirumahsaja, beriringan dengan kondisi dimaksud.
Memang, Wabah pandemi Covid-19 menimbulkan banyak kegelisahan, kecemasan, kekhawatiran, kemarahan dan kesedihan. Setiap individu termasuk remaja perlu kekuatan karakter untuk menghadapinya dan mengatasinya dengan menguatkan karakter.
Masa pandemi sebenarnya jika dilihat secara tidak langsung dapat memberikan nilai-nilai pendidikan karakater bagi peserta didik, seperti berikut ini :
Pertama (Nilai kemandirian), di masa pandemi ini siswa secara tidak langsung dituntut untuk melaksanakan kewajibannya dalam proses learning from home secara madiri tanpa bergantung kepada teman tetapi masih memiliki arahan dari guru maupun orang tua.
Kedua, (nilai disiplin) artinya siswa di masa pandemi ini secara tidak langsung dituntut untuk disiplin dalam melakukan pembelajaran learning from home meskipun tidak ada pemantauan langsung dari guru maupun pihak sekolah.
Ketiga, (nilai Kreativitas) menuntut upaya siswa untuk kreatif meskipun pembelajaran tidak berjalan secara tatap muka langsung dengan menggunakan sistem dalam jaringan ( daring ).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Mulia Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).
Dalam surat edaran ini disebutkan, tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
"Pilihannya saat ini yang utama adalah memutus mata rantai Covid-19 dengan kondisi yang ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan. Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah," ungkap Chatarina.
Chatarina mengingatkan, kegiatan belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. "Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik," katanya. (liputan6.com)
30 Mei 2020 pemerintah melakukan kajian secara mendalam terhadap panduan new normal di bidang pendidikan. Maka jika melihat dari penjelasan sebelumnya terkait dengan pendidikan kartakter dimasa pandemik, setidaknya ada beberapa upaya yang harus dilakukan. Inovasi Guru dalam penanaman pendidikan karakter di masa pandemi ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi baik melalui grup whatssap, dan lain-lain. Disamping itu, peran orang tua dalam menanamkan pendidikan karakter, khususnya di rumah sangat memberikan dampak bagi anak. Saat ini, orang tua merupakan tumpuan utama penanaman pendidikan karakter bagi anak-anak mereka, karena hampir 100%, sistem pendidikan, pemberian tugas, dan penanaman nilai-nilai akhlak, karakter dilaksanakan di rumah. saat ini orang tua menjadi tempat aplikasi terbaik anak dan rumah menjadi sekolah bagi siswanya.
Semoga pendidikan karakter yang ditanamkan di rumah saja, tetap memberikan dampak yang tinggi ditengah masa pandemi covid-19 ini. Semoga pandemi cepat berlalu, dan kehidupan baru bisa dirasakan anak-anak kita.
Semoga “New Normal” yang akan diterapkan dan mungkin sebagian sudah diterapkan dibeberapa wilayah, memberikan dampak positif bagi kehidupan khususnya dalam pendidikan.
Artikel "Shopia Elhadi"
Komentar
Posting Komentar